Mentan Syahrul Paparkan Terobosan Majukan Pertanian
By Admin
nusakini.com - Depok- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan fokus kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) di awal tahun 2020 diarahkan pada peningkatan produksi dan ekspor komoditas pertanian untuk kesejahteraan petani.
“Untuk Pertanian Maju, Mandiri, Modern demi kesejahteraan petani, maka dibutuhkan akselarasi yang cepat di awal Januari untuk melaksanakan kegiatan yang berdampak signifikan pada peningkatan produktivitas dengan target realisasi anggaran per triwulan adalah 45 persen, 60 persen, 80 persen dan 100 persen, “ ujar Mentan Syahrul saat membuka Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan di Margo Hotel, Depok, Jawa Barat, Senin (13/1).
Selain itu mantan Gubernur Sulsel dua periode ini juga menyebutkan panen raya akan dimulai dari bulan Maret -April seluas 5 juta hektar, dimana semua agenda sudah harus dipersiapan. Selain panen, Kementan selanjutnya fokus pada penyerapan gabah sehingga harga gabah petani tidak anjlok atau memberikan keuntungan pada petani.
"Penyerapan gabah tetap jalan, tetapi kita fiks dari panen raya itu akumulasi ada di Maret, April. Oleh karena itu agenda kita sudah siap disitu, sehingga hasilnya dinikmati pada saat panen nanti,"ujarnya.
Dihadapan ratusan peserta dari seluruh Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupten se-Indonesia, Mentan pun menekankan pentingnya peranan pertanian dan perangkatnya untuk kehidupan sebuah bangsa dan negara. Oleh karena itu, ia mengecam dan mengajak semua pihak untuk melawan tindakan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dan peruntukan lainya yang menghilangkan lahan pertanian.
“Ada 267 juta penduduk Indonesia ada ditangan kita, yang harus dipenuhi pangannya. Apa yang mereka makan tergantung kerja keras dan yang kita hasilkan. Oleh karena itu kita tidak boleh main-main, karna ini menyangkut harga diri bangsa kita. Persoalan alih fungsi lahan harus kita lawan secara bersama-sama," ungkapnya.
"Sanksi bagi pelaku ahli fungsi lahan jika dilakukan perseorangan adalah ancaman penjara 5 tahun. Jika dilakukan korporasi dikenakan sanksi 7 tahun penjara," tegas Syahrul.
Lebih lanjut Syahrul mengatakan fokus program Kementan di tahun 2020 pun yakni membangun Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Plus yang berbasis digital, atau Kostratani (Komando Strategis Pertanian). Pasalnya, penyuluh adalah ujung tombang pembangunan pertanian modern sehingga keberhasilan pertanian dilakukan dari lapangan.
"Selain peningkatan produksi, Kementan juga fokus menciptakan pengusaha milenial. Petani harus berperan penuh dari hulu ke hilir yakni mulai tanam, produksi, petik dan pemasaran dilakukan sendiri hingga ke tingkat ekspor," terangnya.
Melalui Rapat Kerja ini, Syahrul pun menegaskan jika kementerian yang dipimpinnya berkomitmen membangun sinergitas untuk menuntaskan persoalan rawan pangan yang berada di 88 kabupaten. Pemenuhan pangan merupakan tugas negara sehingga menjadi keharusan untuk dituntaskan sehingga sektor pertanian semakin nyata berkontribusi membangun kesejahteraan rakyat.
"Daerah rawan pangan ada 88 kabupaten, Kementan akan lakukan intervensi langsung untuk menanggulangi permasalahan itu. Kita perkuat apa yang kita miliki," tegasnya.
Strategi Memajukan Pertanian
Dalam Rakernas tersebut, Syahrul menjabarkan 3 hal yang harus dilakukan untuk memajukan pertanian Indonesia. Pertama adalah harus mengetahui kebutuhan dan harapan petani di masing- masing daerah. Kedua adalah biasakan petani memecahkan masalahnya secara mandiri sehingga pemerintah hanya membantu mensupport dan mengasistensi. Ketiga adalah Intervensi teknologi dan modernisasi sebagai pemecah masalah.
“Rubah paradigma kalian dalam menyelesaikan masalah dilapangan. Dorong semua pihak mulai dari petani hingga pihak swasta dan BUMN menyelesaikan masalah secata bersama, agar gerakan kita semakin besar dan mandiri,“ ujarnya.
Syahrul menjelaskan bahwa selama lima tahun ke depan Kementan harus mengembangkan komoditas yang memiliki nilai ekonomi dan meningkatkan devisa melalui akselerasi ekspor. Sejalan dengan itu, maka target-target Pembangunan Pertanian 2020-2024 yang ingin dicapai Kementan antara lain peningkatan produksi minimal 7% per tahun, peningkatan ekspor tiga kali lipat (300%), losses turun dari 12% menjadi 5%.
"Kemudian, kami pun bertekad meningkatkan Investasi pertanian dari Rp 54 triliun di tahun 2019 menjadi Rp 200 triliu di tahun 2014. Kementan pun semakin masif dalam pemanfaatan KUR pertanian, kami siapkan Rp 50 triliun per tahun. Gunakan KUR untuk perkuat permodalan para petani," jelasnya.
Kementan pun, lanjut Syahrul, menargetkan peningkatan efisiensi biaya produksi, menumbuhkan pengusaha millenial sehingga bertambah 2,5 juta orang, penyerapan Tenaga Kerja 50 juta orang. Penurunan daerah rawan pangan dari 18% menjadi 10%, dan penurunan jumlah stunting pun menjadi target yang dituntaskan ke depannya.
"Yang terpenting lagi, Kami memastikan stabilitas harga gabah saat panen raya, melalui Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling, red)," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut Mentan juga mengajak kepada semua peserta untuk merapatkan barisan dan fokus melaksanakan tugas mulia ini dalam satu kesatuan gerak demi satu tujuan. Yaitu membangun pertanian Indonesia kearah yang lebih baik.
“Saya adalah bagian dari kalian, mulai hari ini kalian punya Mentan, kalian bisa hubungi saya kapan saja, dan mari kita urus rakyat bersama- sama“ tegas Mentan.
Pada kesempatan ini, Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pun melakukan pencanangan dan sosialisasi Kostraling. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menekankan agar industri penggilingan harus siap dan sanggup menyerap gabah petani serta memperbanyak lagi gudang-gudang di penggilingan padi.
"Kementan memiliki program Quick wins, dimana penggilingan bermitra dengan petani dan konsumen. Pasokan harus sustain menjadi hal yang paling utama," jelasnya.
"Akan ada kerjasama dengan penggilingan padi untuk ekspor beras 300 ribu ton tahun ini, ditindaklanjuti dengan nota kesepahaman. Pangsa ekspor yang yang potensial di Timur Tengah, PNG dan negara lain," sambung Suwandi. (pr/eg)